17 Apr 2012
Kamis Putih - Pemimpin yang mau melayani
Posted on 19.03 by Alfredo
Pelayanan dengan tulus dan tanpa pamrih memang melelahkan, sudah keluar banyak energi dan tenaga hasilnyapun tidak segera dirasakan bahkan seringkali yang muncul adalah sindirian dan cacian. Pada perayaan hari kamis putih ini Yesus mengajarkan bagaimana melayani dengan tulus dan tanpa pamrih, sebagai seorang guru, Yesus mau turun dan membasuh kaki murid-muridNya. Setelah sekian lama melayani, toh Yesus mesti merendahkan dirinya dan terus melayani.
Yesus tahu pelayanan yang Ia berikan tanpa imbalan, bahkan malah upahnya adalah kehinaan di paku di kayu salib tanpa ada yang membelanya. Ia tetap pada misinya untuk terus melayani, mencintai manusia dan menyelamatkannya sampai pada kesudahannya
Ia mengajak murid-muridNya untuk ambil bagian dalam pelayanan, dalam kasih sama seperti Yesus telah mengasihi kita. Hendaklah kamu saling mengasihi sama seperti Aku juga mengasihimu (Yohanes 13:1-19)
RENUNGAN
Seorang Kolonel membangunkan prajuritnya di barak pada pukul 4 pagi dan menginstruksikan mereka untuk berlari di luar yang dingin selama 1 jam.
Maka semua prajurit keluar dari barak mereka dan berlari, sementara sang Kolonel tetap tinggal di dalam kamar.
Ketika semua prajurit kembali ke kamar, mereka melihat ranjang semua sudah rapih.
Sang Kolonel mengatakan bahwa menjadi pemimpin adalah melayani dan mulai besok, setiap orang akan membereskan ranjang rekan sebelahnya, bukan ranjangnya sendiri.
Para prajurit memahaminya dan mengikuti apa yang dikatakan Sang Kolonel.
Dalam bacaan Kamis Putih ini, Yesus mengajarkan arti dari kasih dan melayani dengan membasuh kaki murid-murid-Nya (bdk Yoh 13:4-5) dan melakukan perjamuan terakhir dengan memberikan roti dan anggur yaitu tubuh dan darah-Nya sendiri (bdk 1Kor 11:24-26).
Yesus memberikan pesan langsung bahwa semua yang menjadi pengikutnya harus melakukan apa yang Yesus lakukan.
Memberikan apa yang kita miliki tanpa pamrih dan penuh kasih adalah yang diminta oleh Yesus, baik waktu, tenaga, pikiran, dan nyawa kita sendiri.
Sampai sejauh mana kita telah mengasihi sesama kita?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar