11 Agu 2011

Kedaulatan Allah dalam Sejarah Manusia

 http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTfryf-iAnb1iDzyyMhPCtA2Hx7fmrSW7Rh22cZNZ0uJ-eSCInR

Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 47

Walaupun secara kasat mata, kita sulit melihat tangan Allah yang beroperasi dalam sejarah manusia dan bangsa-bangsa, tetapi kita percaya bahwa providensia (pemeliharaan) Allah tidak pernah meninggalkan alam semesta ini.



Filistin adalah negara kecil yang tidak memiliki kekuatan yang signifikan. Akan tetapi, mereka sering berperang melawan Israel. Ketika terjadi peperangan antara Mesir melawan Babel, mereka berpihak pada Mesir. Terhadap mereka, Tuhan mengatakan bahwa mereka akan dikalahkan oleh tentara Babel. Kekalahan mereka bisa dilihat sebagai suatu bentuk penghukuman Allah atas diri mereka. Akan tetapi, yang terpenting yang ditegaskan oleh firman Tuhan adalah bahwa Tuhan memakai Babel untuk melaksanakan kehendak-Nya. Bila Tuhan yang menyuruh, siapa pun tidak dapat menghalangi. “Bagaimana ia dapat berhenti? Bukankah TUHAN  memerintahkannya?” (47:7).

Kedaulatan Allah dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia memang sulit untuk dipahami karena hal itu sulit dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu, kita juga sulit memahami bahwa kekalahan suatu bangsa oleh bangsa lain adalah karena campur tangan Allah, seperti halnya kita tidak dapat melihat tangan Tuhan yang mengatur pergerakan planet dan memberi kita nafas hidup. Akan tetapi, bukankah kita yakin akan pemeliharaan (providensia) Allah yang tidak pernah salah dalam perjalanan hidup, baik perjalanan hidup kita secara pribadi maupun perjalanan hidup bangsa-bangsa dan alam semesta ini? Jika kita tidak lagi percaya bahwa Allah yang mengatur kehidupan kita, maka kita mirip dengan layang-layang putus yang diterpa oleh angin tanpa arah dan tujuan serta tanpa makna. [AH]

Matius 10:29-31
“Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”

0 komentar:

Posting Komentar